Senin, 16 Januari 2012

Mensyukuri nikmat

Mensyukuri nikmat
dihadapan keluarga dan
handai taulan, memang
telah diperintahkan oleh
Alloh swt. seperti dalam
firma-nya : "Dan terhadap
nikmat tuhanmu,
hendaklah kamu
menceritakanya". (Ad
Dhuha: 11).
Menceritakan nikmat
sebagai realisasi dari
petunjuk Alloh itu,
memang berada pada dua
tepi jurang yang sangat
membahayakan. Lebih
sedikit, sama bahayanya
dengan kurang sedikit.
Umpamanya, karena
dapat membeli rumah,
maka setiap orang yang
lewat diberhentikan dan
diberi tahu tentang
nikmat itu. Perbuatan
seperti itu dalam islam
disebut perbuatan riya'.
Jelas itu tidak baik. Atau
sebaliknya, sudah dapat
membeli rumah,
jangankan
mengumpulkan kawan-
kawanya sebagai
ungkapan rasa gembira,
membaca Hamdalahpun
tidak. Ini namanya kufur
nikmat.
Apa yang banyak terjadi di
sebagian masyarakat,
bukan nikmat Alloh yang
mereka ceritakan kepada
orang lain, tetapi justru
derita atau musibah yang
mereka ceritakan.
Perbuatan semacam ini,
kadang-kadang disertai
nada mengeluh, tidak rela
atas kenyataan yang
ditetapkan oleh Alloh.
Maka sebagai sikap mental
muslim-mu'min, setiap
mendapat nikmat apapun
bentuknya, seberapapun
besarnya, seraya lisan
mengucap AL
HAMDULILLAAHI ROBBIL
'AALAMIIN (Segala puji
bagi Alloh yang
menguasai 'alam
semesta). Kalau bisa
dilanjutkan dengan sujud
syukur, dan akan lebih
baik lagi bila kenikmatan
yang diterimanya itu
menjadi motifator,
sebagai pendorong untuk
meningkatkan taqwanya
kepada Alloh swt.
Walloohu A'lam.
Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Klou mau berkomentar yg sopan ya!!