Minggu, 20 November 2011

PERJALANAN HIDUP

Image and video hosting by TinyPic
Manusia hidup dengan jalan
hidupnya masing-masing. Ada
yang kuliah, ada yang kerja,
bahkan ada pula yang
pengangguran. Ada yang kaya,
ada yang sederhana, bahkan
tidak sedikit pula mereka yang
miskin. Jalan hidup memang
merupakan kapasitas dan kadar
kemampuan dari seorang hamba
yang telah Allah berikan
untuknya. Orang kaya di uji
dengan kekayaannya, dan orang
miskin di uji dengan
kemiskinannya. Dengan segala
perbedaan ujian itu, dapat
dipastikan bahwa kapasitas dan
kadar kemampuan seorang
hamba pun juga berbeda-beda.
Banyak yang mengira bahwa
menjadi kaya itu pasti
menyenangkan. Tapi tak sedikit
pula orang yang hartanya
berlimpah justru kecemasannya
berlebih dari orang yang kurang
mampu. Cemas akan hartanya
yang takut kehilangan, cemas
akan kenikmatan duniawi yang
dapat membuatnya lalai akan
adanya Allah, dan cemas apabila
dia mati nanti, dia akan
meninggalkan hartanya yang
tidak sedikit jumlahnya.
Kecemasan-kecemasan seperti
itulah yang akhirnya membuat
banyak orang kaya menjadi
stress.
Banyak, atau mungkin hampir
semua orang yang kurang
mampu, berharap bisa menjadi
orang kaya. Bisa kerja, kuliah,
mempunyai hand phone terbaru,
memiliki banyak uang, selalu
punya sepatu dan baju baru, dan
segala kenikmatan-kenikmatan
duniawi yang sebenarnya semua
itu hanyalah teman sesaat kita di
kala hidup di dunia ini. Setelah
itu, tak dapat lagi mereka
menemani kita di kehidupan
selanjutnya. Hanyalah sebuah
kain kafan berwarna putih,
pakaian agung dari yang
teragung, yang akan kita
gunakan untuk menghadap Allah
swt.
Jangan mengira memiliki semua
kemewahan itu bisa membuat
kita bahagia. Biasanya
kemewahan itu hanyalah modal
utama dari rasa keserakahan kita
untuk memonopoli diri kita
sendiri. SADARLAH! Mungkin
semua itu bukan yang terbaik
untuk kita. Bisa saja kemewahan
itu akan membuat kita lupa akan
adanya Allah, akan adanya alam
akhirat, akan adanya surga dan
neraka, sehingga kita lalai akan
kewajiban-kewajiban kita
sebagai umat Nabi Muhammad
saw.
Jangan pernah mengutuk diri
sendiri jika kita terlahir sebagai
seorang yang tidak berada.
Sebab bisa jadi, yang sedikit itu
mungkin bisa membawa kita
pada keberkahan, membawa kita
pada kebaikan, dan membawa
kita pada ketenangan. Bisa jadi
yang sedikit itu adalah amal
untuk kita sebagai hamba yang
selalu berucap syukur pada Allah
swt di setiap keadaan. Insya
Allah.
Yakinlah pada diri sendiri. Rizki,
jodoh, dan kematian sudah
ditentukan oleh Allah. Kita
sebagai hambaNya hanya tinggal
menjalani tanpa terlepas dari
ikhtiar, do'a, dan tawakkal
padaNya, sesuai dengan jalan
hidup kita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Klou mau berkomentar yg sopan ya!!